Towipomo berwujud "kemladean pring" yang suatu ketika kulihat ada dipucuk rumpun bambu di Dusun Karangsalam Desa Timpik Kec.Susukan Kab.Semarang. Dan baru aku tahu kemudian ternyata wujud aslinya ada di Arsy, waktu itu Rosululoh yang memberitahu dan mengantarku menghadap Mbah Allah SWT Ingkang Moho Agung lan Agungipun Tanpo Winates.
Aku berusaha mengambil towipomo dan ternyata bukan hanya aku yang berusaha mendapatkannya. Ada dewa, bethoro, dewi, bahkan setan iblis efrit pun berusaha untuk mendapatkannya. Dan diantara itu semua, aku lah yang terlemah, hanya manusia biasa dan sudro. Aku hanya bisa pasrah dan selalu membaca "la ila hailallaah muhammadurosululah".
Syeh Abah Yusuf pun ternyata juga mengincar towipomo, sampai-sampai aku dikhianati dan ditarik semua ilmu hikmah yang pernah diberinya. Akhirnya aku tidak bisa melihat alam ghoib, kehilangan kemampuanku, hanya bisa nangis dan pasrah. Didalam kepasrahan itu kudengar sebuah suara dari dalam hatiku:
"Ngger, siro ojo sedih lan susah. Ngerti'o, ingsun wis ngancani siro kawit siro isih wujud mani. Ingsun Puntodewo pembarep'e pendhowo kelawan Bethoro Matali. Wis dadi kersane Mbah Allah siro sing dienteni lan bakal nompo towipomo. Mulo ojo nganti garing seko lambe kalimat "la ila hailallah muhammadurosululoh".
"Inggih Mbah, matur nuwun lan ngestoaken dawuh"
Meski kehilangan kemampuan melihat alam ghoib tetapi Mbah Allah memberi kekuatan melihat dengan hati.
Akhirnya aku mesti bertempur melawan Syeh Abah Yusuf dan bisa mengalahkannya. Syeh Abah Yusuf tersungkur dengan kepala putus terbelah panah Pasopati dan jatuh tergeletak di Bukit Wirogomo Kec.Banyubiru Kab.Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar