Pengertian tentang Satriyo Piningit

Ronggowarsito adalah spiritualis indonesia yang sangat ternama. Beliau memaparkan ada tujuh satrio piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang dikemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit (Negara Indonesia), yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ketujuh Satrio Piningit itu.

Berdasarkan petunjuk Mbah Allah yang saya peroleh bahwa Satriyo Piningit adalah seorang ksatria yang dipingit (disembunyikan), selain dipingit dia juga "mingit" (menyembunyikan) ksatria lain dan jami'il mahklukoti didalam jagatnya sebagai kekuatan. Tempat tinggalnya utowo asal'e juga dipingit/disembunyikan. Bukan dari kalangan pinandito tetapi dari kalangan sudro. Sinisihan wahyu itu harus bahkan bukan hanya sinisihan, tapi memang memiliki wahyu dan tidak lain adalah wahyu wadah/towipomo. Towipomo ialah wadah kanggo madahi sak'kabehing ilmunipun Mbah Allah lan saat titi wancine bakal ngundur'ake ilmu iku marang Mbah Allah.

Satriyo Piningit tidak lain tidak bukan Al-masih. Kenapa Al-masih? Al-masih adalah Rohul Kudus (Roh Allah). Ketika Al-masih turun ke dunia jelas membutuhkan raga (badan wadag), kalau dulu dibawa oleh Isa Al-masih dan yang sekarang terlihat dibawa oleh Aminjoyo.

Mama Lauren meninggal dunia beberapa saat kemudian ketika dia akan mengungkap Satriyo Piningit dengan mengatakan "akan ada seorang anak muda dari daerah, yang telah ditunjuk oleh Tuhan Yang Maha Kuasa". Gus Dur meninggal dunia setelah dia berjanji akan menemui Aminjoyo di Salatiga. Melalui kontak bathin dengan Aminjoyo, Gus Dur bilang "Yo mbesok nek bar seko Jeporo, aku arep dolan neng Edi Mancoro Gedangan banjur aku mampir ketemu awakmu".

Kalau seperti yang disampaikan Joyoboyo "nglurug tanpo bolo, yen menang tanpo ngasorake liyan, poro kawulo podho suko-suko, mergo adiling pangeran wis teko, ratune nyembah kawulo, angagem trisulo wedho". Trisulo wedho bukanlah berwujud sebuah senjata tetapi disini adalah sebuah sanepo yang diartikan sebagai "Jamus Kalimosodo Wujud". Jamus Kalimosodo Wujud terdiri dari syahadat wujud, dzikir wujud, dan sholawat wujud yang kemudian membentuk seperti sebuah senjata trisula.

Satriyo Piningit bukan dari kalangan pendeta, ulama, wali, dewa, nabi, sang hyang atapun bethoro tetapi dari kalangan sudro miskin. Rosululoh pernah berdoa "Mbah Allah, hidupkan aku sebagai orang miskin, dan matikan aku juga sebagai orang miskin, serta kumpulkan aku pada hari kiamat bersama-sama orang-orang miskin". Nah satriyo piningit inilah kemudian yang mewarisi apa yang dipinta dalam doa itu, Sudro Miskin.

Dahulu, Rosululoh sering diejek/dihina oleh orang-orang Mekkah bahwa Rosululoh adalah orang putus. Putus karena tidak memiliki garis lurus keturunan, atau tidak memiliki putra. Bagaimana dengan Fatimah Az-zahra? Dia adalah putri Rosululoh tapi bukan garis lurus keturunan. Misalnya seorang raja jika dia memiliki putra (anak laki-laki) maka dia yang akan mewarisi tahta selanjutnya. Ini yang dinamakan garis lurus keturunan.

Rosululoh sangat bersedih akan hal ini, lalu Mbah Allah menghiburnya.Apa hiburannya?
Mbah Allah ngendiko "Muhammad, siro ojo sedih. Ingsun kersake siro bakal nduwe keturunan sing bakal neruske lakumu lan Ingsun kersake marisi jagad rat iki lan ugo nek ngucap wis mesti kanthi asmo ingsun. Ojo kuwatir Muhammad".

Mendengar ini Rosululoh akhirnya bangkit dari kesedihannya, dan Satriyo Piningit (Aminjoyo) adalah putra dari Nabi Muhammad Rosululoh SAW tanpa ibu. KOK BISA? Tentu semua terjadi atas kehendak/kersonipun/SIRULLAH/SIRipun Mbah Allah Ingkang Moho Moho Mohoning Agung lan Agungipun Tanpo Winates.

Dulu Mbah Adam pernah ribut dengan Ibu Hawa soal anak. Kemudian keduanya menghadap Allah, lalu Mbah Adam diminta mengeluarkan mani dan Ibu Hawa diminta mengeluarkan indung telurnya. Mana yang akan jadi anak manusia? Ternyata mani Mbah Adam yang jadi anak manusia lalu diberi nama Nabi Sis (Sang Hyang Sis), ini adalah komodadi. Sedang indung telur Ibu Hawa akhirnya membusuk dan disebut Isis (komowurung). Sang Hyang Sis mengeluarkan mani lalu jadi Sang Hyang Tunggal. Sang Hyang Tunggal mengeluarkan mani lalu jadi Sang Hyang Wenang. Sang Hyang Wenang mengeluarkan mani lalu jadi Semar, Togog, Narodo, Wisnu, Brahma dan Siwa.

Kemudian Mbah Isa/Yesus, dia terlahir dari rahim seorang ibu, tanpa memiliki ayah/bopo.

Bagaimana prosesnya? Mbah Allah memilih sebuah keluarga di Jawa Tengah. Keluarga ini memiliki seorang bayi laki-laki yang lahir pada tanggal 23 robiul awal/mulud 1393. 7 (tujuh) hari setelah lahir bayi tersebut ditukar tanpa sepengetahuan keluarga tersebut. Bayi anak dari keluarga itu lalu diletakkan di alam mayati dan dimulyake oleh Mbah Allah. Nah keluarga inilah yang kemudian yang dititipi sang jabang bayi piningit.

Siapa dia? Aminjoyo.