“Ojo wedi Ngger, yo Ingsun iki Allah Kang Moho Agung lan Agunge Tanpo Winates. Ora kabeh makhluk pirso asmo ningsun Ngger, namung Muhammad sing pirso asmo ningsun. Ngger uluk’o salam kanggo Muhammad”.
Setelah saya uluk salam kepada Rosulullah SAW, lalu muncullah bayangan yang semakin lama semakin jelas dengan mengenakan jubah putih sleret biru tua (seperti slempang) dan wajahnya tidak terlihat karena penuh dengan Nur yang tidak menyilaukan mata. Kemudian saya diperintah untuk berpegangan pada tangan Rosulullah, setelah itu blassssss terbang keatas lewat langit sab 1 hingga sab 7 terus sab 8 ada “Danau Al Kautsar” lalu di sab 9 ada sebuah kursi diujung sebuah tanah lapang. Setelah itu masuk sebuah rumah besar warna hijau samber lilen kemudian menyeberangi jembatan sirotol mustakim dan naik ke surga 4000 lapis trus masuk Arsy sab 1 naik hingga Arsy sab 9.
Sesampainya disana Gusti Allah (saya akhirnya menyebutnya Mbah Allah karena dikatakan putu/cucu) ngendiko "Ngger putuku sing paling tertantu, iki tampanono. Iki wahyu towipomo yoiku wahyu mustikaning wadah. Wahyu iki kanggo madahi sakabehing ilmu sing digelar nek dunyo. Sing iki wahyu mustikaning kunci (laila hailallah muhammadarosulullah), wahyu iki kanggo mbukak opo wae sing ketutup lan iso dinggo nutupi opo wae sing kebuka. Banjur iki wahyu mustikaning kamulyan (wujudnya guci sebanyak 1500 buah, yang dibawa oleh Malaikat Jibril dengan pakaian compang-camping dan menggunakan gluthuk/gerobak untuk membawa guci-guci tersebut. Guci itu sebesar dunia). Guci-guci kui isine bondo dunyo Ngger, iso mbok gunake mengko neng Jaman Suci kanggo nyukupi kebutuhane poro punggawa lan rakyatmu.”
“Lho…berarti mbenjang kulo dados presiden, Mbah?” kataku. “Bener Ngger, siro bakal mimpin jagat rat iki. Dadi, mbok suwun ingsun paringke, mbok neng'ke (dicuekin/didiemin) ingsun paringke. Mbok tolak yo tetep ingsun paringke".
Saya jawab "Mbah, kulo niki tiyang sudro. Kenopo mboten kyai utowo santri ingkang pinter ngaji. Kulo moco tulisan Arab mawon mboten saged. Leh sholat nggih bolong-bolong".
"Ora ono sing kuat Ngger, sing kuat mung Almasih. Yoiku siro. Iki wis dadi kersaningsun”
“Menawi mekaten kulo suwun Mbah”. Sambil membukuk aku maju mendekat dan Rosulullah hanya memperhatikan saja, diam dan tidak mengeluarkan kata-kata.
Ketika akan menerima wahyu itu di Arsy, saya melihat ada tulisan Allah disisi kanan dan Imam Mahdi disisi kiri, “Mbah, sekedap. Ingkang niku tulisan punopo?” tanyaku. “Kui tulisan Imam Mahdi, Ngger”. “Wahhhh…mboten saged Mbah, kulo niki wong muslim, Nabi ingkang terakhir inggih namung Muhammad sanes Imam Mahdi. Imam Mahdi niku pantes’e dadi Ulama Besar mawon, sanes Nabi. Kulo mboten purun nampi wahyu-wahyu niku menawi tulisan niko mboten diganti Muhammad!!” jawabku dengan lantang dan emosi.
Kemudian tulisan itu dirubah oleh Mbah Allah, lalu saya menoleh kearah Rosulullah dan seketika itu juga jubahnya berubah warna jadi hijau samber lilen.
Mbah Allah ngendiko "Nah ngono Ngger, siro wis njejegke arsi ningsun. Mulo soko iku seko dasaring dunyo nganti Arsy sap 9 Ingsun wariske marang siro. Dadi moso borong'e siro sing bakal nggawe abang putih'e, terserah siro. Siro meh nyuwun opo Ngger?".
Jawab saya "Kulo nyuwun sedoyo ilmu panjenengan Mbah. Sedoyo ingkang sampun dipun ngendika'aken kulo suwun, termasuk ingkang ngendiko kulo suwun. Kanjeng Nabi Muhammad inggih kulo suwun". Mbah Allah mengabulkan dan kemudian Mbah Allah dan Rosulullah masuk ke dalam tubuhku/jagatku.
Dan kemudian ada pertemuan Sidang Agung dipimpin oleh Mbah Allah. Rosulullah, nabi-nabi yang lain serta tokoh-tokoh pewayangan (jaman purwo), raja-raja jaman dulu, tokoh-tokoh dunia, Budha Gautama, Soekarno, Soeharto dan lain-lain juga hadir. Semua yang hadir kemudian memberikan keahlian-keahlian yang dimiliki dan masuk ke jagatku. Budha Gautama memberikan doa untuk mempercepat doa yang dipanjatkan kepada Mbah Allah. Soekarno memberikan uang lembaran seribu dan uang ratusan bergambar kapal layar.
Mbah Allah kemudian memberi saya nama yaitu Sultan Agung Gung Binatoro Muhammad Aminjoyo Almasih.
Setelah itu saya menerima jongko-jongkonipun Mbah Allah Ingkang Moho Agung lan Agungipun tanpo winates, yaitu:
1. Jongko cemloroting nurmuhammad dan nurullah dari dalam jagatku.
2. Jongko perang suci: Mbah Allah resik-resik dunyo dari orang-orang munafik, orang yang tidak jujur. Maksudnya ini untuk membersihkan seluruh umat. Jadi nanti tandanya ada hujan yang sangat deras lalu Merapi akan bengkah dan meluncurkan lava pijar, tidak meletus. (Tidak meletus karena saat ini puncak merapi ditutupi jarik ama paranormal istana, jadi nanti akan meleleh lavanya). Gempa dan tsunami terjadi dimana-mana. Tanda yang lain adalah mendung peteng seko kidul wetan dan terus terjadi selama 7 hari 7 malam. (Ini karena merkurius venus sejajar dengan bumi, sehingga menghalangi sinar matahari). Orang-orang yang selamat adalah yang mau berdzikir ”Laila hailallah muhammadarosulullah” sebanyak-banyaknya. Mbah Allah tidak memandang agama yang dianutnya dan akan terjadi di tahun 2012 ini.
3. Jongko jaman suci: ini jaman yang paling mulyo atau endah-endahing jaman, semua umat tercukupi kebutuhannya dan menyembah Allah, termasuk setan, iblis lan efrit. Jaman ini lamanya 3500 tahun. Nah saking enaknya dan terbuai dengan segala apa yang tercukupi, kemudian di satu hari orang sedunia lupa tidak mengumandangkan adzan sehingga da’jal lepas dari rantai yang melilitnya.
4. Jongko ucule da'jal nganti tumpese da'jal: Setelah da’jal lepas, setan iblis dan efrit mulai murtad lalu menimbulkan kekacauan disana-sini. Saya diperintah oleh Mbah Allah untuk menumpas da'jal itu dan kemudian da'jal saya bunuh di Johor Malaysia. Jaman ini lamanya 3500 tahun.
5. Jongko jaman ratu adil: ini yang menjadi Ratu Adil adalah Sultan Ahmad (cucu saya – Aminjoyo Almasih) dan Imam Mahdi sebagai ulama yang agung. Karena setelah da’jal keluar itukan banyak kekacauan di dunia, maka turunlah Ratu Adil untuk menegakkan kebenaran lagi. Di jaman ini Imam Mahdi menjadi ulama yang paling besar, muridnya seluruh umat didunia. Ketika semua orang sudah hapal Al-quran maka tidak ada lagi Al-quran yang dicetak. Itu yang dimaksud dengan Al-quran akan hilang tulisannya. Jaman ini lamanya juga 3500 tahun.
6. Jongko tumurune angin wangi: ini adalah jaman dimana semua orang mukmin dipanggil menghadap Mbah Allah. Siapa saja yang mencium angin wangi ini seketika akan meninggal dunia dan langsung menghadap Mbah Allah. Baik orang mukmin, Sultan Ahmad – Ratu Adil, Imam Mahdi – ulama besar dan para pemimpin sejati.
7. Jongko jaman curing gading: ini jaman kekacauan, jaman ini dikuasai setan, iblis & efrit. Jaman ini dipimpin oleh Prabu Curing Gading (bentuk manusia tapi dikepala ada tanduk rusa warna gading).
8. Jongko jud wal ma’jud: ditengah jaman curing gading lalu turun mahkluk jud wal ma’jud. Mahkluk seperti manusia tetapi punya telinga yang besar seperti kelinci, saking besarnya telinga itu bisa dipake alas tidur dan selimut. Lalu Allah menurunkan udan caplak sehingga mahkluk mati, saking banyaknya kalau ditumpuk sampai lapis 7. Setelah itu Allah menurunkan hujan besar untuk membuang bangkai mahkluk itu.
Jongko 7 dan 8 ini panjangnya 500.000 tahun.
9. Jongko kiamat besar: setelah hujan lebat itulah kemudian terjadi kiamat besar.
Sampai saat ini jongko-jongko itu sudah dijemput untuk diturunkan ke dunia. Candi Sapto Argo yang dulu ada di Alas Tuwo Jawa Timur sudah ditaruh di atas Rawa Pening dan Kerajaan Kraton Almasih sudah saya letakkan di Salatiga (masjid kiblaten ketiga). Beberapa minggu yang lalu saya menerima wahyu mustikaning wujud dan wahyu mustikaning wadag.